PTK METODE THINK PAIR SHARE
UPAYA
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
MELALUI
METODE THINK PAIR SHARE (TPS)
DI KELAS VI SD NEGERI WANAREJA 02
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Di SD Negeri Wanareja 02, Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap tempat
penulis mengajar, matematika masih merupakan “momok” bagi sebagian siswa. Hal
tersebut dikarenakan masih banyak siswa yang
kurang bisa menyerap dengan sempurna pembelajaran matematika, sehingga
minat dan motivasi siswa terhadap matematika tidak begitu menggembirakan.
Seperti pada materi pelajaran matematika mengenai operasi hitung bilangan
bulat, sebagian besar siswa masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70.
Pada materi ini dari 24 siswa, hanya 8 siswa yang sudah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) atau dengan kata lain baru 33 % siswa kelas VI SD
Negeri Wanareja 02, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap yang mampu mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Ketidaktercapaian ketuntasan belajar ini karena siswa kurang mampu
menyelesaikan permasalahan sesuai tahapan penyelesaian soal berbentuk masalah.
Selaian itu guru senantiasa dikejar oleh target waktu untuk menyelesaikan
setiap pokok bahasan, memperhatikan kompetensi yang dimiliki siswanya. Pola
pengajaran yang selama ini digunakan belum mampu membantu siswa dalam
menyelesaikan soal-soal berbentuk masalah, sehingga menurut penulis,
mengaktifkan siswa dalam belajar, memotivasi siswa untuk mengemukakan ide dan
pendapat mereka dan memberanikan siswa untuk bertanya pada guru jika belum
paham tyerhadap materi yang disajikan perlu ditumbuh kembangkan.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan ditemukan beberpa masalah yang menjadi
kendala bagi siswa untuk memiliki motivasi dan hasil belajar sebagai imbas dari
motivasi, sesuai batas ketuntasan belajar minimal. Masalah-masalah tersebut
yaitu :
1.
Kurangnya
motivasi siswa mempelajari materi operasi hitung campuran bilangan bulat.
2.
Akibat dari
motivasi yang rendah mempengaruhi
prestasi hasil belajar siswa yang relatif juga rendah.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka didapatkan beberapa data
oleh penulis. Dan setelah melakukan refleksi dan berdiskusi dengan kepala sekolah, juga
dengan teman sejawat.dari pengamatan diketahui adanya beberapa faktor penyebab rendahnya
motivasi dan hasil belajar siswa, disebakan :
1.
Model
pembelajaran yang kurang menarik dan tidak memberikawn kesempatan yang luas
bagi siswa untuk memahami materi yang dipelajari dikarenakan selama ini
pembelajaran hanya terfokus pada guru (teacher
centered)
2.
Metode
Atas dasar pertimbangan ke dua faktor permasalahan tersebut di atas maka
penulis melakukan perubahan dalam penggunaan model dan metode pembelajaran,
yaitu dengan menggunakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah renadhnya hasil belajar matematika adalah penerapan
model Think Pair Share (TPS). Model
ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan rekan-rekan dari Universitas Maryland.
Laura (2001) menyatakan bahwa salah satu keunggulan dari model TPS adalah mudah
untuk diterapkan untuk diterapkan pada berbagai tingkat kemampuan berpikir dan
dalam setiap kesempatan. Siswa diberi waktu lebih banyak berpikir, menjawab dan
saling membantu satu sama lain.
Fenomena
yang ditemui di SD Negeri Wanareja 02, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap
menunjukkan masih ada beberapa siswa yang
pemahamannya terhadap materi operasi hitung bilangan bulat masih rendah.
Hal dapat diketahui dari hasil prestasi belajar yang belum mencapai batas
kriteria ketuntasan minimal (KKM) belajar yaitu 60.
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, penulis kemudian mengadakan penelitian dengan judul “Upaya
Meningkatkan Pemahaman dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Operasi Hitung
Bilangan Bulat Melalui Metode Think Pair Sshare (TPS) di Kelas VI SD Negeri Wanareja
02
B.
Rumusan Masalah
Hasil belajar merupakan tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran
yang dilaksanakan. Oleh karen itu berbagai upayandalam meningkatkan hasil
belajar selalu menjadi acuan terhadap pemilihan model atau metode pembelajaran
yang tepat dan dapat diterpakan untuk mencapai hasil yang optimal.
Salah satu upaa tersebut adalah dengan menerpakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Maka berdasarkan
latar belakang tersebut di atas, yang menjadi permaslahan pada penelitian di
atas, yang menjadi permasalahan pada penelitian ini adalah :
1.
Apakah
penerpan metode Think Pair Share (TPS)
dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran ?
2.
Apakah
penerpan metode Think Pair Share (TPS)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?
C.
Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan
kelas yang dilakukan oleh penulis terkait dengan kegiatan pembelajaran dan
berdasarkan hasil identifikasi dan altrenatif pemecahan dari latar belakang
masalah, maka yang menjadi fokus
perbaikan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Mengetahui
dampak penerapan metode Think Pair Share (TPS)
pada pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran bilangan
bulatterhadap peningkatan motivasi belajar.
2.
Mengetahui
dampak penerapan metode Think Pair Share
(TPS) pada pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran bilangan
bulat terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan melalui penelitian
tindakan kelas diharapkan akan bermanfaat :
1.
Bagi guru
a.
Memperbaiki
dan meningkatkan hasil pembelajaran yang sesuai dengna tujuan, materi dan
kondisi pembelajaran.
b.
Dapat
meningkatkan profesionalisme dan kemampuan dalam menrancang suatu pembelajaran.
c.
Meningkatkan
percaya diri karena mampu menganalisis dan menemukan alternatif pemecahan
masalah.
2.
Bagi siswa
a.
Terciptanya
suasana pembelajaran yang aktif dan
menarik sehingga meningkatkan hasil belajar.
b.
Mempermudah
siswa dalam memahami materi operasi hitung campuran bilangan bulat.
3.
Bagi sekolah
a.
Membantu
meningkatkan kualitas sekolah karena adanya peningkatan kemampuan pada diri
guru dan pendidikan di sekolah serta meningkatnya kualitas siswa akan menambah
nilai bagi sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori
1.
Motivasi
Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung
tiga komponen pokok, yaitu menggerakan, mengarahkan dan menopang tingkah laku
manusia.
·
Menggerakan
berarti menimbulkan kekeuatan pada individu; memimpin seseorang untuk bertindak
dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon
efektifdan kecenderungan mendapat kesenangan.
·
Motivasi
juga mengarahkan atau menyalurkan
tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah
laku individu diarahkan terhadap sesuatu.
·
Untuk menjaga
dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan
arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.
Sejalan
dengan apa yang telah diuraikan di atas,
Drs. M Ngalim Purwanto, MP (1992 : 70) mengatakan bahwa “motivasi adalah suatu
usaha yang disadari untuk menggerakan, mengarahkan dan menjagaa tingkah laku
seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai
hasil atau tujuan tertentu”.
2.
Belajar
Belajar
adalah proses memecahkan problem yang dihadapi diletakkan dalam suatu kontek,
lalu ia menghubungkan problem tersebut dengan konteksnya sehingga dapat
terpecahkan. Sedangkan mengajar dapat diartikan sebagai proses pemberian
problem. Problem dalam berbagai bidang kepada siswa untuk dipecahkan dengan
cara meletakkan problem pada konteks
yang relevan. Dengan kata lain mengajar adalah proses pemberian
kemampuan memecahkan masalah kepada siswa.
Menurut
Thorndike dalam M. Arifin dan Aminudin Arsyad (1997:99) mengatakan bahwa
“belajar adalah proses penerimaan rangsang berupa penyajian bahan-bahan
pelajaran dalam berbagai bentuk dan isinya, kemudian anak didik memberikan
gerak balas (respon) terhadap rangsangan tersebut dalam bentuk pemikiran,
pemahaman dan penghayatan sampai pada pengembangannya yang dalam hal ini
disebut bond (gabungan dari stimulus dan respons)”.
3.
Pelajaran Matematika
Pelajaran
matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik dari jenjang pendidikan
dasar, untuk membekali peserta didik dengan kemampuan logic, analisis, kritis
dan kreatif serta mempunyai kemampuan kerja sama. Pelajaran matematika yang
diajarkan di SD mencakup tiga cabang
yaitu : aritmatika, aljabar dan geometri. Menurut Dali S. Naga (1980
:1), aritmatika atau berhitung adalah cabang
matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan
nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian. Ruang lingkup pelajaran matematika, disatukan dengan
pendidikan sekolah dasar berdasarkan Keputusan Menteri Nomor :23 tahun 2006
sebagai berikut :
1)
Bilangan
2)
Geometri dan
pengukuran
3)
Pengolahan
data
B.
Pembelajaran Think
Pair Share (TPS)
Think Pair Share (TPS) merupakan salah satu model pembelajaran yang
dikembangkan dari teori kontruktivisme yang merupakan perpadaun antara belajar secara mandiri dengan belajar secara
berkelompok. Think Pair Share (TPS)
memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu
lebih banyak berfikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Tahap utam
dalam pembelajaran Think Pair Share (TPS)
menurut Ibrahim (2000 : 26-27) adalah sebagai berikut :
a.
Tahap 1 : Thingking (berpikir)
Guru
mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran. Kemudian
siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri
untuk beberapa saat.
b.
Tahap 2 :Pairing (berpasangan)
Guru
meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah
dipikirkannya pada tahap pertama. Dalam tahap ini, setiap anggota pada kelompok
membandingkan jawaban atau hasil pemikiran mereka dengan mendefinisikan jawaban
yang dianggap paling benar, paling
meyakinkan, atau paling unik. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk
berpasangan.
c.
Tahap 3 : Sharing (berbagi)
Pada
tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas
tentang apa yang telah mereka bicarakan.
Keterampilan berbagi dalam seluruh kelas
dapat dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarelabersedia
melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran pasangan demi pasangan
hingga sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.
C.
Kerangka Berpikir
Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) adalah salah satu
model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada setiap peserta didik untuk menunjukkan partisipasi kepada
orang lain, sehingga dapat memberi peserta didik waktu yang lebih banyak untuk
berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Peserta didik dapat
berpikir secara mandiri kemudian dapat membandingkan hasil pemikiran mereka
dengan jawaban yang paling dianggap benar dan paling meyakinkan serta mereka dapat
berbagi dengan teman satu kelasnya tentang apa yang telah mereka bicarakan.
Bertolak dari pemikiran tersebut maka diharapkan 3 ranah belajar yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik peserta didik dapat berkembang dengan baik.
Kondisi awal
|
Tindakan
|
Guru
Menggunakan metode
Think –
pair - share
|
Siklus 1
Materi operasi hitung
campuran bilangan bulat rata-rata 72 dan KKM 70
|
Siklus 2
Materi operasi hitung
campuran bilang an bulat rata-rata 80 dan KKM 70
|
Guru
Motivasi belajar dan hasil belajar rendah
|
Guru
Belum memilih
metode yang tepat
|
Guru
Menggunakan metode
Think –
pair - share
|
Tindakan
|
D.
Hipotesis Tindakan
Memperhatikan
landasan teori yang telah diuraikan di
atas, maka dapat disusun hipotesis tindakan yang diajukan adalah sebagai
berikut :
1.
Penerapan
metode Think Pair Share (TPS) dan
alat peraga dalam pelajaran matematika materi operasi hitung campuran bilanga
bulat akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
2.
Penggunaan Think Pair Share (TPS) dan alat peraga
dalam pelajaran matematika materi operasi hitung campuran bilanga bulat akan
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Setting Penelitian
1.
Waktu
penelitian
Peneltian akan
dilaksanakan mulai bulan Oktober 2013. Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus,
setiap siklus dilakukan dalam dua kali pertemuan, dengan ketentuan sebagai
berikut
1)
Siklus I akan
dilaksanakan pada tanggal 1 dan 4 Oktober 2013 (setiap pertemuan 2 x 35 menit)
2)
Siklus II
akan dilaksanakan pada tanggal 8 dan 11 Oktober 2013 (setiap pertemuan 2 x 35
menit)
2.
Tempat
penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di SD Negeri Wanareja 02 Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap
tahun pelajaran 2013/2014
B.
Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian
ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Wanareja 02 Kecamatan Wanareja Kabupaten
Cilacap tahun pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa 24 terdiri dari 11 putra dan 13 putri.
C.
Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru (peneliti) dalam proses
belajar mengajar.
D.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1.
Teknik pengumpulan
data
a.
Data
kuantitatif
1)
Data tentang
hasil belajar siswa dengan memberikan tes kepada siswa.
2)
Data tentang
penilaian kegiatan siswa dengan menggunakan lembar penilaian kegiatan siswa
untuk setiap kelompok.
b.
Data
kualitatif
1)
Data tentang
motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar setelah untervensi,
dilakukan melalui wawancara.
2)
Data tentang
kesungguhan belajar siswa, dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.
2.
Alat
pengumpulan data
Instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data berupa lembar penilaian formatif, kerja
kelompok dan lembar observasi.
E.
Analisis Data
Data kuantitatif akan
diolah melalui ananlisis deskriftif sedangkan data kualitatif akan diolah dalam
bentuk paparan narasi yang menggambarkan kualitas pembelajaran.
F.
Indikator Keberhasilan
Kriteria yang digunakan
untuk mengukur keberhasilan pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.
Pembelajaran
dinyatakan menarik dan menyenangkan bila 85 % dari jumlah siswa mengatakan
senang belajar dengan menggunakan model pembelajaran yang dilakukan.
2.
Prestasi
belajar siswa dinyatakan berhasil jika 80 % dari jumlah siswa mampu mencapai
nilai rata-rata 60 sesuai dengan KKM dalam tesformatif yang dilakukan 2 siklus.
G. Prosedur
Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui beberpa tahapan, yaitu :
1.
Tahap Perencanaan
(planning)
2.
Tahap
implementasi tindakan (action)
3.
Tahap
mengamati (observation)
4.
Tahap
refleksi (reflection