"The true sign of intelligence is not knowledge but imagination..... Tanda sejati dari kecerdasan adalah bukan pengetahuan tapi imajinasi" by Albert Einstein

PTK METODE THINK PAIR SHARE




UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA  MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
MELALUI METODE THINK PAIR SHARE (TPS)
 DI KELAS VI SD NEGERI WANAREJA 02
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Di SD Negeri Wanareja 02, Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap tempat penulis mengajar, matematika masih merupakan “momok” bagi sebagian siswa. Hal tersebut dikarenakan masih banyak siswa yang  kurang bisa menyerap dengan sempurna pembelajaran matematika, sehingga minat dan motivasi siswa terhadap matematika tidak begitu menggembirakan.
Seperti pada materi pelajaran matematika mengenai operasi hitung bilangan bulat, sebagian besar siswa masih belum mencapai  kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70. Pada materi ini dari 24 siswa, hanya 8 siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau dengan kata lain baru 33 % siswa kelas VI SD Negeri Wanareja 02, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap yang mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Ketidaktercapaian ketuntasan belajar ini karena siswa kurang mampu menyelesaikan permasalahan sesuai tahapan penyelesaian soal berbentuk masalah. Selaian itu guru senantiasa dikejar oleh target waktu untuk menyelesaikan setiap pokok bahasan, memperhatikan kompetensi yang dimiliki siswanya. Pola pengajaran yang selama ini digunakan belum mampu membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal berbentuk masalah, sehingga menurut penulis, mengaktifkan siswa dalam belajar, memotivasi siswa untuk mengemukakan ide dan pendapat mereka dan memberanikan siswa untuk bertanya pada guru jika belum paham tyerhadap materi yang disajikan perlu ditumbuh kembangkan.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan ditemukan beberpa masalah yang menjadi kendala bagi siswa untuk memiliki motivasi dan hasil belajar sebagai imbas dari motivasi, sesuai batas ketuntasan belajar minimal. Masalah-masalah tersebut yaitu :
1.       Kurangnya motivasi siswa mempelajari materi operasi hitung campuran bilangan bulat.
2.       Akibat dari motivasi yang rendah mempengaruhi  prestasi hasil belajar siswa yang relatif juga rendah.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka didapatkan beberapa data oleh penulis. Dan setelah melakukan refleksi  dan berdiskusi dengan kepala sekolah, juga dengan teman sejawat.dari pengamatan diketahui adanya beberapa faktor penyebab rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa, disebakan :
1.       Model pembelajaran yang kurang menarik dan tidak memberikawn kesempatan yang luas bagi siswa untuk memahami materi yang dipelajari dikarenakan selama ini pembelajaran hanya terfokus pada guru (teacher centered)
2.       Metode
Atas dasar pertimbangan ke dua faktor permasalahan tersebut di atas maka penulis melakukan perubahan dalam penggunaan model dan metode pembelajaran, yaitu dengan menggunakan  salah  satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah renadhnya hasil belajar matematika adalah penerapan model Think Pair Share (TPS). Model ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan rekan-rekan dari Universitas Maryland. Laura (2001) menyatakan bahwa salah satu keunggulan dari model TPS adalah mudah untuk diterapkan untuk diterapkan pada berbagai tingkat kemampuan berpikir dan dalam setiap kesempatan. Siswa diberi waktu lebih banyak berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain.
Fenomena yang ditemui di SD Negeri Wanareja 02, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap menunjukkan masih ada beberapa siswa yang  pemahamannya terhadap materi operasi hitung bilangan bulat masih rendah. Hal dapat diketahui dari hasil prestasi belajar yang belum mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) belajar yaitu 60.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis kemudian mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Pemahaman dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Metode Think Pair Sshare (TPS) di Kelas VI SD Negeri Wanareja 02
B.      Rumusan Masalah
Hasil belajar merupakan tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karen itu berbagai upayandalam meningkatkan hasil belajar selalu menjadi acuan terhadap pemilihan model atau metode pembelajaran yang tepat dan dapat diterpakan untuk mencapai hasil yang optimal.
Salah satu upaa tersebut adalah dengan menerpakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Maka berdasarkan latar belakang tersebut di atas, yang menjadi permaslahan pada penelitian di atas, yang menjadi permasalahan pada penelitian ini adalah :
1.       Apakah penerpan metode Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran ?
2.       Apakah penerpan metode Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?
C.      Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh penulis terkait dengan kegiatan pembelajaran dan berdasarkan hasil identifikasi dan altrenatif pemecahan dari latar belakang masalah, maka yang  menjadi fokus perbaikan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.       Mengetahui dampak penerapan metode Think Pair Share (TPS) pada pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulatterhadap peningkatan motivasi belajar.
2.       Mengetahui dampak penerapan metode Think Pair Share (TPS) pada pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulat terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
D.      Manfaat Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan melalui penelitian tindakan kelas diharapkan akan bermanfaat :
1.       Bagi guru
a.       Memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran yang sesuai dengna tujuan, materi dan kondisi pembelajaran.
b.      Dapat meningkatkan profesionalisme dan kemampuan dalam menrancang suatu pembelajaran.
c.       Meningkatkan percaya diri karena mampu menganalisis dan menemukan alternatif pemecahan masalah.
2.       Bagi siswa
a.       Terciptanya suasana pembelajaran yang aktif dan  menarik sehingga meningkatkan hasil belajar.
b.      Mempermudah siswa dalam memahami materi operasi hitung campuran bilangan bulat.
3.       Bagi sekolah
a.       Membantu meningkatkan kualitas sekolah karena adanya peningkatan kemampuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah serta meningkatnya kualitas siswa akan menambah nilai bagi sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.      Landasan Teori
1.         Motivasi
Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakan, mengarahkan dan menopang tingkah laku manusia.
·         Menggerakan berarti menimbulkan kekeuatan pada individu; memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektifdan kecenderungan mendapat kesenangan.
·         Motivasi juga  mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu.
·         Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.
Sejalan dengan apa yang  telah diuraikan di atas, Drs. M Ngalim Purwanto, MP (1992 : 70) mengatakan bahwa “motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakan, mengarahkan dan menjagaa tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”.
2.         Belajar
Belajar adalah proses memecahkan problem yang dihadapi diletakkan dalam suatu kontek, lalu ia menghubungkan problem tersebut dengan konteksnya sehingga dapat terpecahkan. Sedangkan mengajar dapat diartikan sebagai proses pemberian problem. Problem dalam berbagai bidang kepada siswa untuk dipecahkan dengan cara  meletakkan problem pada konteks yang relevan.  Dengan kata  lain mengajar adalah proses pemberian kemampuan memecahkan masalah kepada siswa.
Menurut Thorndike dalam M. Arifin dan Aminudin Arsyad (1997:99) mengatakan bahwa “belajar adalah proses penerimaan rangsang berupa penyajian bahan-bahan pelajaran dalam berbagai bentuk dan isinya, kemudian anak didik memberikan gerak balas (respon) terhadap rangsangan tersebut dalam bentuk pemikiran, pemahaman dan penghayatan sampai pada pengembangannya yang dalam hal ini disebut bond (gabungan dari stimulus dan respons)”.
3.         Pelajaran Matematika
Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik dari jenjang pendidikan dasar, untuk membekali peserta didik dengan kemampuan logic, analisis, kritis dan kreatif serta mempunyai kemampuan kerja sama. Pelajaran matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga cabang  yaitu : aritmatika, aljabar dan geometri. Menurut Dali S. Naga (1980 :1), aritmatika atau berhitung adalah cabang  matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Ruang lingkup pelajaran matematika, disatukan dengan pendidikan sekolah dasar berdasarkan Keputusan Menteri Nomor :23 tahun 2006 sebagai berikut :
1)      Bilangan
2)      Geometri dan pengukuran
3)      Pengolahan data
B.      Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Think Pair Share (TPS) merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme yang merupakan perpadaun antara  belajar secara mandiri dengan belajar secara berkelompok. Think Pair Share (TPS) memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak berfikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Tahap utam dalam pembelajaran Think Pair Share (TPS) menurut Ibrahim (2000 : 26-27) adalah sebagai berikut :
a.       Tahap 1 : Thingking (berpikir)
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran. Kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
b.      Tahap 2 :Pairing (berpasangan)
Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Dalam tahap ini, setiap anggota pada kelompok membandingkan jawaban atau hasil pemikiran mereka dengan mendefinisikan jawaban yang dianggap paling  benar, paling meyakinkan, atau paling unik. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
c.       Tahap 3 : Sharing (berbagi)
Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang  telah mereka bicarakan. Keterampilan  berbagi dalam seluruh kelas dapat dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarelabersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran pasangan demi pasangan hingga sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.
C.      Kerangka Berpikir
Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) adalah salah satu model pembelajaran yang  memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk menunjukkan partisipasi kepada orang lain, sehingga dapat memberi peserta didik waktu yang lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Peserta didik dapat berpikir secara mandiri kemudian dapat membandingkan hasil pemikiran mereka dengan jawaban yang paling dianggap benar dan paling meyakinkan serta mereka dapat berbagi dengan teman satu kelasnya tentang apa yang telah mereka bicarakan. Bertolak dari pemikiran tersebut maka diharapkan 3  ranah belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik dapat berkembang dengan baik.
Kondisi awal
Tindakan
Guru
Menggunakan metode
 Think – pair - share
Siklus 1
Materi operasi hitung campuran  bilangan bulat  rata-rata 72 dan KKM 70
Siklus 2
Materi operasi hitung campuran  bilang an bulat  rata-rata 80 dan KKM 70
Guru
Motivasi belajar  dan hasil belajar rendah
Guru
Belum memilih
metode yang tepat
Guru
Menggunakan metode
 Think – pair - share
Tindakan
 

D.      Hipotesis Tindakan
Memperhatikan landasan teori yang  telah diuraikan di atas, maka dapat disusun hipotesis tindakan yang diajukan adalah sebagai berikut :
1.       Penerapan metode Think Pair Share (TPS) dan alat peraga dalam pelajaran matematika materi operasi hitung campuran bilanga bulat akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
2.       Penggunaan Think Pair Share (TPS) dan alat peraga dalam pelajaran matematika materi operasi hitung campuran bilanga bulat akan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.      Setting Penelitian
1.       Waktu penelitian
Peneltian akan dilaksanakan mulai bulan Oktober 2013. Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus, setiap siklus dilakukan dalam dua kali pertemuan, dengan ketentuan sebagai berikut
1)      Siklus I akan dilaksanakan pada tanggal 1 dan 4 Oktober 2013 (setiap pertemuan 2 x 35 menit)
2)      Siklus II akan dilaksanakan pada tanggal 8 dan 11 Oktober 2013 (setiap pertemuan 2 x 35 menit)
2.       Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Wanareja 02 Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap tahun pelajaran 2013/2014
B.      Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Wanareja 02 Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap tahun pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa 24 terdiri dari 11  putra dan 13 putri.
C.      Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru (peneliti) dalam proses belajar mengajar.
D.      Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1.       Teknik pengumpulan data
a.       Data kuantitatif
1)      Data tentang hasil belajar siswa dengan memberikan tes kepada siswa.
2)      Data tentang penilaian kegiatan siswa dengan menggunakan lembar penilaian kegiatan siswa untuk setiap kelompok.
b.      Data kualitatif
1)      Data tentang motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar setelah untervensi, dilakukan melalui wawancara.
2)      Data tentang kesungguhan belajar siswa, dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.
2.       Alat pengumpulan data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa lembar penilaian formatif, kerja kelompok dan lembar observasi.
E.       Analisis Data
Data kuantitatif akan diolah melalui ananlisis deskriftif sedangkan data kualitatif akan diolah dalam bentuk paparan narasi yang menggambarkan kualitas pembelajaran.
F.       Indikator Keberhasilan
Kriteria yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.       Pembelajaran dinyatakan menarik dan menyenangkan bila 85 % dari jumlah siswa mengatakan senang belajar dengan menggunakan model pembelajaran yang dilakukan.
2.       Prestasi belajar siswa dinyatakan berhasil jika 80 % dari jumlah siswa mampu mencapai nilai rata-rata 60 sesuai dengan KKM dalam tesformatif yang dilakukan 2 siklus.
G.     Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui beberpa tahapan, yaitu :
1.       Tahap Perencanaan (planning)
2.       Tahap implementasi tindakan (action)
3.       Tahap mengamati (observation)
4.       Tahap refleksi (reflection